
akhirnya, bayangan kita pun bertemu. di deret kursi tunggu.
aku mencari nama pada pintu-pintu
dan matamu sibuk menghitung satu demi satu yang berlalu.
aku tak sabar menemukanmu dengan sekantung pertanyaan di tangan.
dan kubayangkan dirimu dengan cemas menghentikan
hitunganmu.
namun hanya bayangan kita saja yang bertemu.
jari-jari tangan dan kaki kita berubah menjadi akar.
kita tertanam di tanah yang berbeda.
hingga bayangan pun pelan-pelan habis.
Karangmalang, 16 Mei 2008
No comments:
Post a Comment